Teori Kesantunan Menurut Brown dan Levinson

Kamis, 22 Juli 2010

Konsep atau prinsip kesantunan dikemukakan oleh banyak ahli. Dasar pendapat ahli tentang konsep kesantunan itu berbeda-beda. Ada konsep kesantunan yang dirumuskan dalam bentuk kaidah, ada pula yang diformulasi dalam bentuk strategi. Konsep kesantunan yang dirumuskan di dalam bentuk kaidah membentuk prinsip kesantunan, sedangkan konsep kesantunan yang dirumuskan di dalam bentuk strategi membentuk teori kesantunan (Rustono, 1999:67-68).

Prinsip kesantunan yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson berkisar pada nosi muka, yaitu muka positif dan muka negatif.

a.Muka positif yaitu muka yang mengacu pada citra diri orang yang berkeinginan agar apa yang dilakukannya, apa yang dimilikinya, atau apa yang merupakan nilai-nilai yang diyakininya diakui orang sebagai suatu hal yang baik, menyenangkan, patut dihargai, dan seterusnya.

Contoh:

(1)Saya senang dengan kejujuran Anda.
(2)Sekarang kejujuran itu tidak menjamin kesuksesan.

Tuturan (1) merupakan tuturan yang santun karena menghargai apa yang dilakukan mitra tuturnya, sedangkan tuturan (2) kurang santun karena tidak menghargai apa yang dilakukan mitra tuturnya.

b.Muka negatif adalah muka yang mengacu pada citra diri orang yang berkeinginan agar ia dihargai dengan jalan penutur membiarkannya bebas melakukan tindakannya atau membiarkannya bebas dari keharusan mengerjakan sesuatu.

Contoh:

(3)Jangan tidur terlalu malam, nanti bangunnya kesiangan!

Tuturan (3) merupakan tuturan yang tidak santun karena penutur tidak membiarkannya mitra tuturnya bebas melakukan apa yang sedang dikerjakannya. Ketidaksantunan tuturan (3) itu menyangkut muka negatif. Kesantunan yang berkenaan dengan muka negatif dinamakan kesantunan negatif.

Di samping itu, prinsip kesantunan Brown dan Levinson itu tidak berkenaan dengan kaida-kaidah, tetapi menyangkut strategi-strategi. Ada lima strategi kesantunan yang dapat dipilih agar tuturan penutur santun. Kelima strategi itu adalah:

a.Melakukan tindak tutur secara apa adanya, tanpa basa basi, dengan mematuhi prinsip kerjasama Grice.
b.Melakukan tindak tutur dengan menggunakan kesantunan positif.
c.Melakukan tindak tutur dengan menggunakan kesantunan negatif.
d.Melakukan tindak tutur secara off records; dan
e.Tidak melakukan tindak tutur atau diam saja.

Pemilihan strategi itu bergantung besar kecilnya ancaman terhadap muka. Makin kecil ancaman terhadap muka makin kecil nomor pilihan strateginya dan makin besar ancaman terhadap muka makin besar pula nomor pilihan strategi bertuturnya (Rustono, 1999: 70).

Sumber: Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press.

0 komentar: